Teori Inflasi Ekonomika Makro


TEORI INFLASI


Ø Konsep Dasar Inflasi
Ø Penyebab Timbulnya Inflasi
Ø Cara Perhitungan Inflasi
Ø Pengaruh Inflasi

128 PENGANTAR EKONOMIKA MAKRO
Konsep Dasar Inflasi
Inflasi merupakan permasalahan ekonomi yang dapat terjadi, baik di negara maju
ataupun di negara berkembang seperti Indonesia. Dinamika dan perkembangan ekonomi
yang berdampak pada peningkatan permintaan akan barang dan jasa pada kapasitas
perekonomian yang terbatas merupakan salah satu penyebab terjadinya inflasi. Inflasi
merupakan kondisi kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus.
“umum” berarti kenaikan harga tidak hanya terjadi pada satu jenis barang saja, tapi kenaikan
harga itu meliputi kelompok barang yang dikonsumsi oleh masyarakat, terlebih lagi kenaikan
itu akan mempengaruhi harga barang lain di pasar. Terus-menerus berarti bahwa kenaikan
harga terjadi tidak sesaat saja, misalnya kenaikan harga barang menjelang hari raya.
Kenaikan harga pada kondisi tertentu tidak menjadi permasalahan karena harga akan
kembali normal. Jenis barang yang digolongkan untuk perhitungan inflasi, diantaranya
adalah harga barang kelompok makanan, kelompok perumahan, dan kelompok pakaian.
Secara umum, inflasi merugikan bagi sebagian besar masyarakat. Untuk mengatasi
dan mengantisipasi kerugian ini, maka masyarakat dan seluruh pelaku ekonomi lainnya
harus mampu membaca gejala dan trend inflasi yang telah terjadi sebelumnya. Jika
berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya rata-rata inflasi 10 persen per tahun,
maka pengusaha dapat memasukkan perubahan harga itu dalam struktur harga barang
yang dihasilkannya. Begitu pula dengan kelompok masyarakat yang berpendapatan tetap
dapat menuntut kenaikan gaji atau upah sebesar rata-rata inflasi yang terjadi sehingga
pendapatannya secara riil tidak mengalami penurunan.
Dengan memperhitungkan inflasi berdasarkan tahun-tahun sebelumnya, kebijakankebijakan ekonomi dapat lebih bersifat rasional. Bila masyarakat memahami bahwa rata-rata
inflasi yang terjadi selama beberapa tahun belakangan, misalnya 20 persen, maka
masyarakat akan memutuskan untuk tidak menabung apabila pendapatan bunga dari
tabungan tersebut lebih rendah dari pada inflasi. Kondisi ini akan berbahaya apabila
masyarakat mewujudkan uangnya untuk membeli barang sehingga meningkatkan
permintaan efektif dan di sisi lain penawaran tetap. Hal ini akan menjadi “bahan bakar”
terjadinya inflasi di periode berikutnya.
Penyebab Timbulnya Inflasi
1. Inflasi akibat tarikan permintaan dan dorongan biaya produksi
Penyebab terjadinya inflasi dapat dianalisis dari dua sisi, yaitu:
a. Inflasi akibat tarikan permintaan (demand- pull inflation)
b. Inflasi akibat dorongan biaya produksi (cost-push inflation)
a. Inflasi akibat tarikan permintaan
Inflasi terjadi karena jumlah barang yang diminta secara total (aggregate demand atau
AD) melebihi jumlah barang yang ditawarkan dalam perekonomian (aggregate supply atau
BAB 7 TEORI INFLASI 129
P AS
E’
P2 
E 
AD’
AD 0 Y1 Y2 GDP
AS). Dengan kata lain, permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa tertentu selalu
mengalami peningkatan sementara di sisi lain kapasitas produksi tetap atau tidak dapat
ditingkatkan. Kapasitas produksi yang lebih rendah daripada yang dibutuhkan masyarakat
tersebut dapat diakibatkan karena dua hal. Pertama, kapasitas produksi yang ada sudah
optimal (full-employment) sehingga tidak dapat ditingkatkan lagi. Kedua, kapasitas produksi
tidak digunakan secara penuh karena keterbatasan sumber daya yang ada atau
teknologinya tidak memadai (under-employment). Peningkatan permintaan masyarakat akan
barang dan jasa yang mengakibatkan kenaikan harga. Jenis inflasi ini sering disebut dengan
demand pull inflation atau inflasi yang disebabkan oleh besarnya permintaan.
P1
Kurva 7.1 Inflasi akibat tarikan permintaan
Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan secara total oleh suatu perekonomian
ditunjukkan oleh kurva AS. Mula-mula permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa
yang dihasilkan tersebut ditunjukkan oleh kurva permintaan AD, sehingga di pasar terjadi
harga keseimbangan awal (P1) dan jumlah keseimbangan awal (Q1). Karena kapasitas
perekonomian tidak mampu menghasilkan barang dan jasa melebihi penawaran awal AS
dan di sisi lain permintaan meningkat menjadi AD’, maka harga akan naik dari P1 menjadi
P2. Kenaikan permintaan inilah yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga, sehingga
menyebabkan terjadinya inflasi dari sisi permintaan. Kenaikan permintaan ini dapat
diakibatkan oleh pertambahan jumlah penduduk maupun semakin bertambahnya jenis dan
jumlah kebutuhan masyarakat.
Contoh 1 (Pengaruh perubahan permintaan terhadap harga dan kuantitas)
Diketahui:
Fungsi AD QD = 150  2 P
Fungsi AS QS = 120 + 0,5 P
130 PENGANTAR EKONOMIKA MAKRO
Ditanya:
a. Hitunglah harga dan kuantitas keseimbangan!
b. Bila AD naik yang ditunjukkan oleh fungsi permintaan menjadi QD = 200  2 P dan
AS tetap, bagaimana pengaruhnya terhadap harga?
c. Tunjukkan pengaruh tersebut secara grafis!
Jawab:
a. Harga dan kuantitas keseimbangan
Fungsi AD QD = 150  2 P
Fungsi AS QS = 120 + 0,5 P
Keseimbangan terjadi saat QD = QS
150  2 P = 120 + 0,5 P
150  120 = 0,5 P + 2 P
30 = 2,5 P
P =
2,5
30
Pe = 12
Jadi harga keseimbangan adalah 12
Dengan mensubstitusikan Pe kedalam fungsi permintaan ataupun fungsi penawaran, akan
diperoleh kuantitas keseimbangan:
Fungsi permintaan:
QD = 150  2 P
= 150  2 (12)
= 150  24
Qe = 126
Kuantitas keseimbangan adalah 126
b. Perubahan harga apabila permintaan naik dan penawaran tetap
Jika fungsi permintaan konsumen berubah menjadi QD=200–2P dan penawarannya
tetap sehingga fungsi penawarannya juga tetap. Pengaruhnya terhadap harga
keseimbangan adalah:
Fungsi permintaan QD = 200  2 P
Fungsi penawaran QS = 120 + 0,5 P
Fungsi penawaran :
Qs = 120 + 0,5 P
= 120 + 0,5 (12)
= 120 + 6
Qe = 126
BAB 7 TEORI INFLASI 131
P AS (Qs = 120 + 0,5 Px)
E’
32 
E 
AD’ (QD= 200  2 Px)
AD (QD= 150  2 Px) 0 126 136 GDP
Keseimbangan terjadi saat QD = QS
200  2 P = 120 + 0,5 P
200  120 = 0,5 P + 2 P
80 = 2,5 P
P =
2,5
80
Pe = 32
Kuantitas keseimbangan yang baru dapat dihitung dengan mensubstitusikan ke fungsi AD
atau fungsi AS:
Fungsi AD:
QD = 200  2 P
= 200  2 (32)
= 200  64
Qe = 136
Kuantitas keseimbangan adalah 136
c. Pengaruh terhadap harga dan kuantitas secara grafis
12
Kurva 7.2 Perubahan Harga dan Kuantitas Sisi Permintaan
Fungsi AS :
Qs = 120 + 0,5 P
= 120 + 0,5 (32)
= 120 + 16
Qe = 136
132 PENGANTAR EKONOMIKA MAKRO
P S’
S
E’ P2 
E P1
D 0 Y2 Y1 GDP
Dari contoh 1 tersebut, terlihat bahwa kenaikan permintaan yang tidak diikuti oleh
kenaikan penawaran akan mengakibatkan harga naik dari 12 menjadi 32.
b. Sisi penawaran (supply side)
Dari sisi penawaran, kenaikan harga dapat terjadi karena turunnya jumlah barang dan
jasa yang ditawarkan. Misalnya jumlah produksi beras menurun pada musim tanam tertentu
yang disebabkan oleh kegagalan panen. Turunnya produksi beras dan di sisi lain permintaannya
tetap akan dapat mengakibatkan kenaikan harga. Selain kegagalan panen, penurunan
jumlah barang yang ditawarkan juga bisa disebabkan oleh semakin mahalnya biaya
produksi. Dengan asumsi jumlah modal perusahaan tetap, maka kenaikan biaya produksi
akan berdampak pada pengurangan kapasitas produksi. Jenis inflasi ini sering disebut
dengan cost-push inflation atau inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi.
Kurva 7.3 Inflasi dari Sisi Penawaran
Dalam kondisi normal, produksi beras ditunjukkan oleh kurva penawaran awal (AS)
dengan permintaan awal (AD). Keseimbangan terjadi dititik E dengan harga keseimbangan P1
dan jumlah keseimbangan Q1. Apabila terjadi kegagalan panen, ini akan mengakibatkan
turunnya jumlah produksi beras sehingga kurva penawarannya bergeser ke kiri atas dari AS ke
AS’. Kondisi ini mengakibatkan keseimbangan bergeser dari E ke E’ dan harga naik menjadi P2.
BAB 7 TEORI INFLASI 133
Contoh 2 (Pengaruh perubahan penawaran terhadap harga dan kuantitas)
Diketahui:
Fungsi AD QD = 500  2,5 P
Fungsi AS QS = 140 + 0,5 P
Ditanya:
a. Hitunglah harga dan kuantitas keseimbangan!
b. Bila 
penawaran turun yang ditunjukkan oleh fungsi penawaran menjadi QS = 30 +
1,25 P dan penawaran tetap, bagaimana pengaruhnya terhadap harga?
c. Tunjukkan pengaruh tersebut secara grafis!
Jawab:
a. Harga dan kuantitas keseimbangan
Fungsi AD QD = 500  2,5 P
Fungsi AS QS = 140 + 0,5 P
Keseimbangan terjadi saat QD = QS
500  2,5 P = 140 + 0,5 P
500  140 = 2,5 P + 0,5 P
360 = 3 P
Px =
3
360
Pe = 120
Jadi harga keseimbangan adalah 120
Fungsi AD:
QD = 500  2,5 P
= 500  2,5 (120)
= 500  300
Qe = 200
Kuantitas keseimbangan adalah 200
b. Perubahan harga apabila penawaran naik dan permintaan tetap
Fungsi AD QD = 500  2,5 P
Fungsi AS QS = 30 + 1,25 P
Keseimbangan terjadi saat QD = QS
500  2,5 P = 30 + 1,25 P
500  30 = 2,5 P + 1,25 P
Fungsi AS:
Qs = 140 + 0,5 P
= 140 + 0,5 (120)
= 140 + 60
Qe = 200
134 PENGANTAR EKONOMIKA MAKRO
P AS’ (Qs = 30 + 1,25 Px)
AS (QS = 140 + 0,5 Px)
E 
AD (QD= 500  2,5 Px)
0 186,66 200 GDP
470 = 3,75 P
Px =
3,75
470
Pe = 125,33
Fungsi AD:
QD = 500  2,5 P
= 500  2,5 (125,33)
= 500  313,33
Qe = 186,66
Kuantitas keseimbangan adalah 186,66
c. Pengaruh terhadap harga dan kuantitas secara grafis
Kurva 7.4. Perubahan Harga dan Kuantitas Sisi Penawaran
Dari hasil perhitungan tersebut terlihat bahwa penurunan penawaran di satu sisi dan
dengan permintaan yang tetap, akan mengakibatkan harga naik dari 120 menjadi 125,33.
2. Inflasi menurut teori kuantitas
Fungsi AS:
Qs = 30 + 1,25 P
= 30 + 1,25 (125,33)
= 30 + 156,66
Qe = 186,66
E’
125,33
120
BAB 7 TEORI INFLASI 135
Kenaikan harga akan terjadi apabila kuantitas uang ditingkatkan, itu pernyataan
sederhana dari teori kuantitas uang. Menurut teori ini, harga-harga adalah proporsi
langsung dari jumlah uang, atau dapat dituliskan sebagai berikut:
P = k . M
Keterangan:
P : tingkat harga (price)
k : proporsi tertentu (konstan)
M : jumlah uang
Jika P dan M dinyatakan dalam angka indeks 100 untuk tahun dasar (based year)
tertentu dan nilai k adalah 0,75, maka menurut teori kuantitas: bila jumlah uang beredar
dinaikkan sebesar satu persen dari jumlah semula, maka tingkat harga akan naik ½ persen.
Menurut teori kuantitas, ada dua penyebab terjadinya inflasi:
a. Jumlah uang yang beredar (JUB) melebihi yang dibutuhkan oleh masyarakat.
b. Harapan psikologis akan terjadinya kenaikan harga di masa yang akan datang
memperparah terjadinya inflasi
Jumlah uang beredar yang berlebihan merupakan pendorong utama terjadinya inflasi,
baik uang kartal maupun uang giral. Ada beberapa sebab terjadinya kelebihan JUB,
diantaranya karena terjadinya defisit anggaran pemerintah yang dibiayai dari mencetak
uang. Semakin besar defisit anggaran pemerintah yang dibiayai dari mencetak uang, maka
inflasi yang terjadi semakin parah.
Selain jumlah uang beredar, harapan psikologis masyarakat mengenai harga di masa
datang juga akan mengakibatkan inflasi. Apabila masyarakat mengharapkan dan
memperkirakan bahwa harga di masa mendatang akan mengalami kenaikan, maka
penambahan jumlah uang beredar akan direspon dengan membelanjakan uang yang
diterima tersebut. Tindakan ini dilakukan masyarakat untuk menghindari kerugian dari
memegang uang tunai dan membelanjakannya dalam bentuk barang. Kondisi ini akan makin
parah apabila masyarakat sudah meyakini bahwa kenaikan harga dari waktu ke waktu makin
besar sehingga masyarakat akan merespon dengan membelanjakan uangnya melebihi dari
tambahan jumlah uang beredar. Kondisi ini bila tidak segera diatasi, dapat berakibat
terjadinya hiperinflasi.
Ada beberapa kelemahan teori ini, yaitu tidak jelasnya mekanisme alur pengaruh
penambahan jumlah uang beredar dan pertambahan pengeluaran yang diakibatkannya dan
jenis pengeluaran apa yang bisa mengakibatkan terjadinya inflasi. Respon masyarakat untuk
menambah pembelian barang dan jasa akibat penambahan jumlah uang beredar tidak akan
terjadi apabila perekonomian sudah mencapai kapasitas penuh (full employment). Dalam
kondisi kapasitas optimal, jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tidak dapat ditambah lagi
melebihi kapasitas optimal tersebut.
Kelemahan ini disempurnakan oleh Wicksell. Menurutnya mengalirnya uang dalam
perekonomian dalam bentuk pinjaman bank kepada para pengusaha guna membiayai
136 PENGANTAR EKONOMIKA MAKRO
kelebihan investasi yang tidak dapat dibiayai dari tabungan yang ada. Pembiayaan
kelebihan investasi tersebut merupakan tambahan neto terhadap permintaan barang, di
mana jumlahnya tidak berubah karena perekonomian dalam kondisi full-employment. Hal ini
mengakibatkan kenaikan harga barang dan harga faktor produksi.
3. Inflasi akibat perang
Kenaikan jumlah uang beredar juga dapat disebabkan perang atau ketidakstabilan
politik suatu negara. Dalam kondisi perang dan ketidakstabilan politik, pemerintah
membutuhkan biaya yang besar. Apabila pendanaannya dibiayai dengan mencetak uang
baru, maka ini akan memicu terjadinya inflasi. Inflasi jenis ini disebut juga dengan inflasi
perang (war inflation). Contoh konkrit dari inflasi perang ini pernah dialami oleh Amerika
Serikat. Pada saat perang dunia II, Amerika Serikat telah mengambil tindakan moneter
untuk mencegah terjadinya ekspansi kredit bank. Ini berarti bahwa untuk membiayai defisit
anggaran, pemerintah membiayainya dengan menjual obligasi kepada masyarakat, dan
bukan pada bank. Akibatnya hal ini menimbulkan tekanan yang kuat pada suku bunga,
karena masyarakat hanya akan bersedia membeli obligasi dengan tingkat suku bunga yang
sedemikian tinggi (harga obligasi menjadi murah).
Tindakan fiskal dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini, yaitu dengan
cara meningkatkan pajak untuk memperkecil defisit anggaran pemerintah. Kenaikan pajak
dapat berakibat pada menurunnya permintaan efektif masyarakat sehingga harga dapat
lebih dikendalikan daripada melalui peningkatan suku bunga. Akan tetapi perlu pula diingat
bahwa kenaikan pajak akan berpengaruh negatif pada perekonomian secara makro.
Masalah makro yang timbul diantaranya adalah menurunkan motivasi masyarakat untuk
bekerja karena tingginya pajak yang harus mereka tanggung apabila mereka memperoleh
penghasilan. Dengan kata lain, peningkatan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat
dan ini akan menurunkan kapasitas perekonomian secara keseluruhan.
Di sisi lain memang tidak dapat dipungkiri bahwa inflasi yang diakibatkan perang ini
tidak meliputi seluruh barang yang ada dalam perekonomian. Biasanya jenis barang yang
mengalami kenaikan yang fantastis hanyalah untuk jenis barang yang diperlukan secara
mutlak dalam kondisi perang tersebut, misalnya peralatan militer, perlengkapan perang, dan
kebutuhan logistik perang. Dalam kondisi seperti ini, tindakan fiskal dan moneter tidak dapat
mengendalikan harga barang keperluan pokok perang.
4. Inflasi menurut teori Keynes
Menurut Keynes, inflasi terjadi karena beberapa kelompok masyarakat ingin “hidup di
luar batas kemampuannya” secara ekonomi. Kelompok masyarakat ini dapat dibedakan
menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Pemerintah
b. Pengusaha swasta
c. Serikat buruh
BAB 7 TEORI INFLASI 137
Pemerintah. Seperti yang telah dijelaskan pada inflasi menurut teori kuantitas,
pemerintah dapat menyebabkan inflasi apabila defisit anggaran pemerintah dibiayai dengan
cara mencetak uang baru. Semakin besar defisit anggaran pemerintah yang dibiayai dari
mencetak uang baru, akan semakin memperparah terjadinya inflasi. Pemerintah ingin
memperoleh bagian yang lebih besar dari output masyarakat dengan cara menjalankan
defisit angaran yang dilakukan dengan meningkatkan anggaran pengeluaran pemerintah.
Pengusaha. Pengusaha dapat juga menyebabkan timbulnya inflasi dengan cara
memaksakan diri untuk melakukan investasi baru secara besar-besaran dan investasi itu
diperoleh dari kredit bank.
Serikat buruh. Serikat buruh yang menuntut kenaikan gaji mereka diatas tingkat
produktivitasnya, juga salah satu penyebab timbulnya inflasi menurut teori Keynes. Bila
semua kelompok tersebut bersinergi menjalankan perilakunya, maka yag terjadi adalah
inflationary gap. Inflationary gap adalah permintaan efektif dari seluruh kelompok
masyarakat, pada harga berlaku, melebihi jumlah barang yang mampu dihasilkan oleh
perekonomian. Selain itu, tuntutan kenaikan upah juga akan berakibat pada kenaikan biaya
produksi. Kenaikan biaya produksi ini juga dapat mendorong terjadinya inflasi.
Cara Perhitungan Inflasi
Inflasi pada dasarnya mengukur perubahan kenaikan harga dari waktu ke waktu, baik
bulanan, triwulanan, kuartalan, maupun tahunan. Angka indeks biaya hidup mencatat
perubahan harga barang-barang dan jasa-jasa sehingga dapat menentukan kondisi inflasi
(kenaikan harga) ataupun deflasi (penurunan harga). Salah satu angka indeks yang dipakai
untuk menghitung inflasi adalah angka indeks Laspeyres:
100
0 0
0
x
PQ
P Q
L n
åå
=
L : indeks Laspeyres
P
n : indeks harga barang tahun perhitungan
P0 : harga barang dan jasa tahun dasar (base year)
Q0 : jumlah barang dan jasa pada tahun dasar
Tahun dasar merupakan tahun basis yang digunakan sebagai dasar perhitungan
perubahan harga, yang biasanya diberi nilai 100. Pada tahun berikutnya, apabila indeksnya
lebih besar dari 100 berarti terjadi kenaikan harga, sebaliknya apabila nilainya kurang dari
100 berarti terjadi penurunan harga. Penentuan tahun dasar haruslah memiliki alasan yang
sangat rasional karena digunakan sebagai tahun dasar perhitungan.
Contoh 3 ( menghitung inflasi )
Diketahui:
138 PENGANTAR EKONOMIKA MAKRO
Harga beras pada tahun dasar adalah Rp2.500/kg dan jumlah yang dibeli rata-rata per
bulan 50 kg. Harga beras pada tahun pencatatan adalah Rp3.000/kg,
Ditanya:
Hitunglah indeks harga komoditi beras tersebut.
Jawab:
Dengan menggunakan angka indeks Laspeyres:
100
0 0
0
x
PQ
PQ
L n
åå
=
maka diperoleh:
100 120
2.500 50
3.000 50
= x =
x x
L
Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa sejak tahun dasar harga
beras mengalami kenaikan 20 persen atau (120  100).
Pengaruh Inflasi
Sebenarnya siapa yang diuntungkan dan dirugikan dengan terjadinya inflasi? Inflasi
akan menguntungkan bagi kelompok yang memiliki uang yang lebih karena uang tersebut
dapat diinvestasikan pada aset tanah, rumah dan dialokasikan di pasar uang. Bentuk-bentuk
aset tersebut akan mengalami kenaikan harga yang jauh lebih cepat daripada bentuk aset
lainnya sehingga pemilik aset akan mendapatkan keuntungan dari kenaikan nilai aset
tersebut. Sebaliknya kelompok pendapatan rendah akan mengalami penurunan daya beli
uang yang dimiliki untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Uang yang dimiliki akan mengalami
penurunan daya beli sehingga secara riil pendapatan orang tersebut akan mengalami
penurunan seiring kenaikan inflasi. Pendapatan riil merupakan pendapatan nominal dibagi
dengan perubahan harga, atau dapat dituliskan:
P
Ynom
Yriil 
=
Keterangan:
Yriil : pendapatan riil
Ynom : pendapatan nominal
P : perubahan harga
BAB 7 TEORI INFLASI 139
Peminjam uang (debitur) akan diuntungkan apabila terjadi inflasi, terlebih apabila
pinjamannya dalam jangka panjang. Misalnya jumlah pinjamannya 100 juta rupiah dengan
tingkat bunga 10 persen per tahun. Apabila selama setahun tingkat inflasi adalah 30 persen,
maka debitur tersebut diuntungkan paling tidak karena nilai uang 100 juta setahun sekarang
lebih rendah daripada nilai uang tersebut setahun silam.
Pengusaha yang melakukan pembelian barang pada saat ini dan dijual di waktu yang
akan datang juga akan mengalami keuntungan karena harga beli pada waktu yang lalu lebih
murah daripada harga jualnya sekarang (dengan asumsi biaya lain-lain tetap).
Bagaimana dengan pemilik tabungan di bank. Pemilik tabungan di bank juga akan
mengalami kerugian apabila bunga yang diterima dari tabungan tersebut lebih rendah
daripada laju inflasi. Nilai riil tabungan akan terus mengalami pengurangan seiring terjadinya
inflasi. Kondisi ini lebih parah apabila masyarakat menyimpan uang di rumah. Di satu sisi
masyarakat kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan bunga apabila menyimpan
uangnya di bank (atau surat berharga), di sisi lain uang tersebut secara riil juga mengalami
penurunan. Dengan demikian inflasi dapat dikatakan sebagai pajak atas pendapatan
sebagian masyarakat karena inflasi akan mengurangi pendapatan masyarakat, terutama
pendapatan tetap
Inflasi yang laju kenaikannya sangat besar dan dampaknya dapat membahayakan
masyarakat disebut dengan hiperinflasi. Dalam sejarah, hiperinflasi terjadi karena pengeluaran pemerintah yang luar biasa besarnya dan dibiayai dengan pencetakan uang baru
tanpa diimbangi dengan kenaikan produksi. Peperangan yang terjadi beberapa puluh tahun
yang lalu juga dapat mengakibatkan hiperinflasi. Pengeluaran perang untuk militer dan
mobilisasi masyarakat secara besar-besaran serta pembangunan infrastruktur yang rusak
akibat perang merupakan pemicu terjadinya inflasi pada saat itu. Hal ini pernah dialami oleh
Amerika semasa revolusi Amerika dan perang saudara pada tahun 1861-1865.
140 PENGANTAR EKONOMIKA MAKRO
Demand pull inflation
Cost-push inflation
Based year
War inflation
Tindakan fiskal
Tindakan moneter
Teori inflasi Keynes
Teori inflasi Kuantitas
Indeks Laspeyres
Pendapatan riil
Pendapatan nominal
BAB 7 TEORI INFLASI 141
1. Inflasi merupakan kondisi kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terusmenerus. “Umum” berarti kenaikan harga tidak hanya terjadi pada satu jenis barang
saja, tapi kenaikan harga itu meliputi kelompok barang yang dikonsumsi oleh
masyarakat, terlebih lagi kenaikan itu akan mempengaruhi harga barang lain di pasar.
Terus-menerus berarti bahwa kenaikan harga terjadi tidak sesaat saja, misalnya
kenaikan harga barang menjelang hari raya.
2. Penyebab inflasi ada beberapa macam, yaitu: inflasi sisi permintaan dan penawaran,
inflasi menurut teori kuantitas, inflasi akibat perang, dan inflasi menurut teori Keynes.
3. Inflasi dapat dihitung dengan menggunakan Angka indeks yang dipakai adalah angka
indeks Laspeyres, yaitu:
100
0 0
0
x
P Q
P Q
L n
å å
=
L : indeks Laspeyres
P
n : indeks harga barang tahun perhitungan
P0 : harga barang dan jasa tahun dasar (base year)
Q0 : jumlah barang dan jasa pada tahun dasar
4. Inflasi akan menguntungkan bagi kelompok yang memiliki uang yang lebih karena uang
tersebut dapat diinvestasikan pada aset tanah, rumah dan dialokasikan di pasar uang.
Bentuk-bentuk aset tersebut akan mengalami kenaikan harga yang jauh lebih cepat
daripada bentuk aset lainnya sehingga pemilik aset akan mendapatkan keuntungan dari
kenaikan nilai aset tersebut. Sebaliknya kelompok pendapatan rendah akan mengalami
penurunan daya beli uang yang dimiliki untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Uang
yang dimiliki akan mengalami penurunan daya beli sehingga secara riil pendapatan
orang tersebut akan mengalami penurunan seiring kenaikan inflasi.
5. Jumlah uang beredar yang berlebihan merupakan pendorong utama terjadinya inflasi,
baik uang kartal maupun uang giral. Ada beberapa sebab terjadinya kelebihan JUB,
diantaranya karena terjadinya defisit anggaran pemerintah yang dibiayai dari mencetak
uang. Semakin besar defisit anggaran pemerintah yang dibiayai dari mencetak uang,
maka inflasi yang terjadi semakin parah.
142 PENGANTAR EKONOMIKA MAKRO
SOAL LATIHAN PILIHAN GANDA
1. Inflasi yang disebabkan oleh tindakan pemerintah yang menambah jumlah uang beredar
melebihi dari yang dibutuhkan masyarakat, merupakan penggolongan inflasi menurut:
a. teori struktural
b. teori kuantitas
c. cost-push inflation
d. demand pull inflation
e. teori Keynes
2. Berikut ini merupakan kejadian yang dapat digolongkan sebagai inflasi, kecuali:
a. kenaikan harga daging menjelang lebaran
b. kenaikan harga gula dan beras
c. kenaikan harga BBM dan harga input
d. kenaikan harga pakaian menjelang hari natal
e. semua jawaban benar
3. Jumlah uang beredar (JUB) yang berlebihan merupakan pendorong utama terjadinya
inflasi, baik uang kartal maupun uang giral merupakan pernyataan dari teori inflasi:
a. teori struktural
b. teori kuantitas
c. inflasi sisi permintaan
d. inflasi sisi penawaran
e. inflasi akibat perang
4. Berikut ini adalah tindakan fiskal yang menyebabkan terjadinya inflasi:
a. meningkatkan pajak penghasilan
b. meningkatkan pengeluaran pemerintah
c. mencetak uang baru
d. likuidasi bank komersial
e. jawaban a dan b benar
5. Inflasi yang laju perkembangannya melebihi kondisi psikologis masyarakat, disebut
dengan:
a. hiperinflasi
b. cost-push inflation
c. demand pull inflation
d. inflasi psikologis
e. inflasi permintaan
BAB 7 TEORI INFLASI 143
SOAL LATIHAN ESSAY
1. Harga kelompok bahan pakaian dicatat oleh BPS pada tahun 2003 adalah Rp150.000,-
dan jumlah yang dibeli rata-rata per tahun 15 lusin. Harga pada tahun dasar 1995
adalah Rp120.000,-. Dari data itu, hitunglah besarnya inflasi!
2. Diketahui data permintaan dan penawaran selama tahun 2004 adalah:
Diketahui:
Fungsi permintaan QD =  2,5 Px + 420
Fungsi Penawaran QS = 140 + 0,5 Px
Ditanya:
a. Hitunglah harga dan kuantitas keseimbangan!
b. Bila permintaan naik yang ditunjukkan oleh fungsi permintaan menjadi QS = 1,5
Px + 55 dan penawaran tetap, bagaimana pengaruhnya terhadap harga?
c. Tunjukkan pengaruh tersebut secara grafis!
3. Jelaskan tindakan fiskal dan tindakan moneter yang dapat dilakukan oleh pemerintah
untuk mengatasi masalah inflasi!
4. Apa perbedaan antara demand pull inflation dan cost push inflastion. Jelaskan dengan
menggunakan kurva!
5. Bagaimana cara Bank Sentral berperan untuk mengatasi masalah inflasi di suatu negara.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
1. Ada beberapa penyebab terjadinya inflasi diantaranya menurut teori kuantitas, teori
strukturalis, cost-push, dan demand pull. Menurut Saudara, untuk Indonesia, apa
penyebab utama terjadinya inflasi?
2. Bagaimana kondisi psikologis masyarakat dapat mempengaruhi terjadinya inflasi,
terutama di negara berkembang seperti Indonesia?
3. Menurut Saudara, siapa yang dirugikan dan diuntungkan apabila terjadi inflasi yang
sangat tinggi di suatu negara? Jelaskan alasan Saudara!
4. Seberapa besar peranan pemerintah dalam mempengaruhi dan mengendalikan inflasi di
Indonesia?
144 PENGANTAR EKONOMIKA MAKRO

Comments

Popular posts from this blog

Pantun Anak Akuntansi

Makalah Tentang Surga dan Neraka

Makalah Franchise & Waralaba - Lengkap